*

*

Ads

FB

Minggu, 24 Juli 2016

Pedang Kayu Harum Jilid 088

"Bocah gila kurang ajar! Tanpa golok pun aku sanggup sekali pukul membikin mampus engkau!"

Tiba-tiba Keng Hong menghentikan kuda-kudanya dan berdiri seenaknya, seolah-olah dia tidak jadi bersilat. Ia memandang ke arah penonton dan mengomel.

"Coba, betapa liciknya tosu ini. Tadi dia bilang bahwa ilmu goloknya lebih hebat daripada Tiat-ciang-kang, kini kutantang dia, dia tidak berani mencabut goloknya. Jangan licik. Kalau kau menghadapi aku tanpa golok, andaikata aku menang sekalipun apa gunanya? Engkau pandai sekali menjaga agar jangan sampai ilmu golokmu kalah oleh Tiat-ciang-kang! Wah, benar-benar licin seperti belut kepala dua engkau!"

Dapat dibayangkan betapa marahnya Thian It Tosu. Seperti meledak rasa perutnya oleh marah dan tak kuasa pula dia menahan hawa yang keluar dari perut melalui lubang di belakangnya. Nyaring keras bunyinya seperti seekor katak tergencet. Keng Hong sendiri sampai terbelalak heran, lupa untuk melucu ketika mendengar ini. Benar-benarkah tosu itu membuang kentut? Terlalu amat sangat, ah!

Meledaklah suara ketawa semua orang, bahkan Ouw-pangcu sendiri terpaksa menggunakan telapak tangan menutupi mulutnya yang tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Benar-benar orang yang tak tahu malu, pikirnya. Padahal tosu itu tidak sengaja membuang gas beracun, hanya saking jengkelnya saja. Karena kini menjadi buah tertawaan orang, dia mencabut goloknya dan tanpa mengeluarkan suara lagi dia menerjang maju. Agaknya dia ingin mencacah-cacah tubuh Keng Hong seperti orang mencacah daging untuk bakso, demikian cepat dan bertubi-tubi goloknya menyambar.

"Haiiiiitttt! Wah, goloknya sih tidak seberapa akan tetapi baunya ini yang membuat orang tidak tahan!"

Keng Hong mengejek sehingga menimbulkan tertawa di samping keheranan mereka yang menyaksikan betapa Keng Hong yang menggunakan gerakan Ilmu Silat Tiat-ciang-kun-hoat itu selalu dapat mengelak dari sambaran golok lawan!

Mula-mula Ouw Beng Kok duduk melongo dan kedua tangannya mencengkeram lengan kursinya saking tegang hatinya. Kemudian dia terheran-heran menyaksikan betapa gerakan pemuda aneh itu bersilat Tiat-ciang-kun-hoat yang amat kaku akan tetapi anehnya, tak pernah ujung golok tosu itu menyentuh tubuhnya! Kelihatannya kadang-kadang golok itu tak salah lagi akan mengenai tubuh, akan tetapi secara luar biasa sekali golok itu selalu menyeleweng seolah-olah si tosu tidak tega dan sengaja menyelewengkan goloknya sehingga luput!

"Haiii, hayaaaa..... Luput lagi, sayang! Baunya sudah agak kurang, tidak merusak hidung seperti tadi."

Lagaknya mempermainkan sekali. Diam-diam Thian It Tosu terkejut setengah mati. Ia sudah mengerahkan ginkangnya, sudah mengerahkan tenaganya, namun anehnya, goloknya selalu meleset setiap kali mendekati tubuh lawan, seolah-olah ada tenaga tersembunyi yang mendorong senjatanya ke samping! Makin lama makin cepat dia menyerang dan akhirnya bulu tengkuknya meremang sendiri karena bocah yang bersilat kaku tidak karuan dan jurusnya yang itu-itu juga selalu dapat menghindarkan bacokan-bacokan dan tusukan-tusukannya!






Sebetulnya kalau Keng Hong hanya mengandalkan Ilmu Silat Tiat-ciang-kun-hoat yang dia pelajari hanya dengan melihat jurus-jurus yang telah dimainkan dalam pertandingan terdahulu tadi, mana mungkin dia mampu menandingi ilmu golok dari ketua Kim-to Bu-koan itu? Tentu dia sudah roboh dalam beberapa jurus saja.

Akan tetapi, tentu saja pemuda ini bukan semata-mata mengandalkan ilmu silat yang sama sekali belum dikuasainya itu, melainkan mengandalkan kegesitan dan tenaga sakti yang sudah ada pada dirinya. Adapun gerakan-gerakan ilmu silat yang dia tiru dari jurus-jurus Tiat-cinag-kun-hoat hanya merupakan kembangannya saja.

Ilmu silat hanyalah cara mengatur gerakan kaki tangan dan tubuh sepraktis mungkin, selain mengatur posisi tubuh agar dapat sebaiknya menghadapi lawan, juga agar gerakan dapat teratur dan tidak ngawur, dapat mengubah-ngubah kedudukan tubuh menjadi penyerang atau penjaga diri.

Namun yang terpenting adalah menguasai kegesitan dan tenaga. Seekor monyet yang tidak mengerti ilmu silat sudah memiliki kegesitan sebagai pembawaan alam sehingga amatlah sukar untuk dapat memukul seekor monyet, demikian pula dengan binatang-binatang kecil lainnya yang memiliki kegesitan. Seekor gajah, biarpun tidak pandai ilmu silat, merupakan lawan yang amat berat karena binatang ini telah memiliki tenaga dahsyat sebagai pembawaan alam pula.

Keng Hong sudah memiliki ginkang dan sinkang yang amat luar biasa, sukar dicari bandingnya, apalagi dia telah melatih diri dengan ilmu-ilmu silat tinggi yang mencakup semua dasar ilmu silat sehingga tentu saja dengan mudah dia mampu menghindarkan diri dari setiap sasaran golok Thian It Tosu. Hal ini bukan karena kelihaian Tiat-ciang-kun-hoat, melainkan karena gerakannya jauh lebih gesit daripada lawannya itu Baginya merupakan gerakan-gerakan yang amat lamban dan mudah dielakkan. Jangankan memakai gerakan jurus Tiat-ciang-kun-hoat yang tidak dia kuasai benar, sedangkan kalau dia menghendaki, tanpa jurus apa pun dia akan sanggup menghindarkan setiap tusukan atau bacokan golok lawannya itu.

Para murid yang berfihak kepada Ouw Beng Kok, mulai bersorak-sorak ketika menyaksikan betapa "murid tak bernama" dari Tiat-ciang-pang mampu mempermainkan tosu sombong itu.

Ouw Beng Kok sendiri sudah bangkit berdiri, makin lama makin terheran-heran melihat betapa jurus-jurus Tiat-ciang-kun-hoat yang paling banyak ada lima jurus yang dikuasai pemuda itu, ternyata mampu dipergunakan untuk menghadapi serangan Kim-to yang demikian lihainya. Dia sendiri belum tentu dapat menang menghadapi lima jurus yang diulang-ulang tanpa membalas sama sekali!

Mulailah timbul kesangsian dan pertanyaan dalam hatinya. Dia tidak percaya, bahkan yakin bahwa pemuda itu sama sekali bukan murid Tiat-ciang-pang, melainkan seorang pemuda sakti yang sengaja hendak membela nama baik Tiat-ciang-pang, maka diam-diam dia merasa berterima kasih sekali.

Lima puluh jurus telah lewat dan sudah lebih dari seratus bacokan dan tusukan menyambar dan selalu dapat dielakkan oleh Keng Hong. Tentu saja pemuda ini tidak hanya mengandalkan kegesitan tubuhnya yang mengelak begitu saja karena kalau hal ini dia lakukan ada bahayanya tubuhnya akan tercium dan terserempet golok

Ilmu golok yang dimainkan oleh Thian It Tosu amatlah hebat dan tosu itu sendiri sudah memiliki tingkat kepandaian tinggi. Tidak, Keng Hong tidak hanya mengandalkan ginkangnya saja, melainkan diam-diam dia menyalurkan sinkang ke arah kedua lengannya sehingga setiap gerakan kedua tangannya membawa sambaran angin amat kuat yang cukup untuk membuat golok itu tertahan dan menyeleweng, tak pernah dapat menyentuh kulit tubuhnya.

Thian It Tosu sudah mandi peluh. Sebagian kecil karena serangan-serangannya yang tak kunjung henti disertai tenaga sepenuhnya, sebagian besar karena penasaran, marah dan juga gentar. Selama dia hidup, baru sekali ini dia bertemu lawan yang hanya mengelak saja dan bertahan sampai lima puluh jurus menghadapi hujan serangan goloknya!

"Heh-heh-heh, begini saja ilmu golok yang kau sombongkan, tosu bau?" Keng Hong mengejek.

"Wuuuuuutttt....!"

Golok menyambar ganas ke arah lehernya. Keng Hong memperlambat gerakannya sehingga terdengar seruan tertahan disana sini yang mengira bahwa sekali ini leher pemuda itu akan terbabat putus. Akan tetapi pada detik terakhir, Keng Hong merendahkan tubuhnya dan mengkeretkan leher seperti kura-kura menarik kepalanya, dan sambaran golok itu luput lagi.

"Wah, sayang sekali, ya? Luput lagi! Eh, tosu bau, mengapa seranganmu sejak tadi luput melulu? Bukan ilmu golokmu yang buruk, melainkan engkau yang tidak becus mainkan golok!"

"Siuuutttt!"

Golok membacok kepala. Seperti tadi, Keng Hong memperlambat elakannya dan baru miringkan tubuh setelah golok dekat sekali.

"Luput lagi! Thian It Tosu, engkau sudah yakin sekarang kelihaian Tiat-ciang-kun-hoat yang dapat mengalahkan golokmu penyembelih babi?"

"Bocah setan!"

Thian It Tosu menusukkan goloknya ke perut Keng Hong. Pemuda ini membuat gerakan jurus yang dilihatnya tadi, akan tetapi kalau jurus tadi hanya mengelak, kini dia tambah dengan penggunaan dua buah jari tangan telunjuk dan jari tengah kanan, diulur cepat dan menjepit punggung golok dari atas.

"Cettt!"

Golok itu terhenti gerakannya! Thian It Tosu membetot-betot sekuat tenaga, namun tak mampu menarik kembali goloknya. Ia melotot dan penasaran sekali. Masa dia kalah oleh tenaga jepitan kedua tangan dan mengerahkan seluruh tenaga, bukan hanya tenaga sinkang, melainkan ditambah tenaga kasar, kedua kakinya menekan tanah di depan, tubuhnya mendoyong ke belakang!

Orang yang dikuasai nafsu amarah kehilangan kewaspadaanya dan karena itu maka seorang ahli silat akan tetap tenang dan sabar, tidak mau dikuasai kemarahan yang merupakan pantangan besar. Akan tetapi, setelah dipermainkan oleh Keng Hong, tosu itu lupa akan pantangan ini, dan sikapnya yang mengotot untuk mmembetot kembali goloknya amat menggelikan, seperti sikap seorang anak kecil memperebutkan barang mainan!

Keng Hong tersenyum dan menanti saat baik, kemudian secara tiba-tiba dia mendorong golok itu dengan kedua jari tangannya sambil melepaskan jepitan. Tanpa dapat dicegah lagi tubuh Thian It Tosu terjengkang dan terbanting ke atas tanah sampai berdebuk bunyinya. Masih untung dia cepat menggulingkan tubuh sehingga kepalanya tidak terbanting ke tanah. Ia melompat bangun dan berdiri terengah-engah, matanya melotot dan mukanya merah, rambutnya riap-riapan, pakaiannya kotor terkena tanah.

Melihat ini, Ouw Beng Kok yang sudah sejak tadi bangkit berdiri itu berkata,
"Totiang, apakah Totiang tidak melihat kenyataan dan suka mengalah? Harap Totiang jangan mencampuri urusan dalam perkumpulan kami”.

"Heh, orang she Ouw! Engkau boleh maju mengeroyok sekali!" jawab tosu itu yang sudah marah bukan main.

Mendengar ini wajah Ouw Beng Kok menjadi merah dan dia melangkah mundur, duduk kembali di atas kursinya, meneguk araknya dan mengambil keputusan untuk membiarkan pemuda aneh yang menolong nama baik Tiat-ciang-pang itu memberi hajaran kepada tosu sombong ini.

"Ha-ha-ha, tosu yang sombong. Sudah jelas bahwa ilmu golokmu sama sekali tidak mampu mengalahkan Tiat-ciang-kun-hoat yang kumainkan. Padahal aku belum mengeluarkan pukulan Tiat-ciang-kang yang jarang ada bandingnya di dunia ini, kutanggung sekali pukul akan membikin putus .....tali kolormu!"

Ucapan ini memancing ledakan suara tertawa lagi, bahkan ada yang bertepuk tangan saking gembiranya menyaksikan tosu yang hendak mengacau Tiat-ciang-pang itu benar-benar dipermainkan, tidak hanya dalam ilmu silat, akan tetapi juga dalam perbantahan. Pemuda "murid" Tiat-ciang-pang itu telah mempermainkan si tosu habis-habisan dengan ilmu silat dan kata-kata.

Thian It Tosu sebetulnya bukanlah seorang bodoh. Kalau bodoh tak mungkin dia bisa menjadi ketua Kim-to Bu-koan, sungguhpun perkumpulannya atau perguruannya itu namanya makin surut dan suram. Akan tetapi, sungguhpun dia dapat menduga bahwa pemuda ini seorang yang sakti, kemarahan telah membuat dia mata gelap dan nekat. Mendengar ejekan pemuda itu, dia mengggerakkan goloknya dengan cepat dan penuh tenaga. Di dalam hatinya dia tetap tidak percaya bahwa pemuda ini akan mampu merobohkannya dan mengira gerakan lincah saja, sungguhpun kenyataan yang baru saja dia alami, yaitu pemuda itu sanggup menjepit goloknya dengan dua buah jari merupakan hal yang telalu aneh baginya.

"Tosu nekat minta dihajar!"

Keng Hong berseru dan kini dia melompat ke kiri menghindarkan diri dari terjangan golok, kemudian kedua tangannya bergerak cepat sekali melakukan pukulan dengan gaya Tiat-ciang-kang ke arah kepala dan tenggorokan! Dia tidak pernah mempelajari Tiat-ciang-kang, tentu saja dia tidak bisa mengerahkan tenaga itu.

Akan tetapi gaya pukulannya dapat dia tiru dan yang meluncur keluar dari kedua tangannya bukanlah tenaga Tiat-ciang-kang, melainkan tenaga saktinya sendiri yang puluhan kali lebih hebat daripada Tiat-ciang-kang!

Thian It Tosu terkejut bukan main ketika merasai adanya sambaran angin pukulan yang demikian dahsyat ke arah muka dan lehernya. Pukulan itu amat cepat maka dia cepat mengangkat golok dibabatkan ke atas diikuti tangan kirinya yang menjaga tubuh bagian atas.

Pedang Kayu Harum







Tidak ada komentar: