*

*

Ads

FB

Minggu, 24 Juli 2016

Pedang Kayu Harum Jilid 085

"Betul! Betul! Pilih Lai-pangcu sebagai ketua baru!" Kembali terdengar teriakan-teriakan riuh.

"Tidak! Kami memilih Ouw-siauw-pangcu!" teriak mereka yang berpihak Ouw Kian dan bahkan telah menyebutnya siauw-pangcu (ketua muda)!

Melihat keadaan menjadi ribut, Ouw Beng Kok bangkit berdiri, dan seperti yang dilakukan Lai Ban tadi, dia mengangkat kedua lengan ke atas dan seketika semua orang yang ribut-ribut itu diam. Ouw Beng Kok tersenyum dan berkata sabar,

"Memang sudah menjadi hak Saudara Lai Ban untuk dipilih. Tadinya akupun mempunyai pendapat seperti saudara-saudara yang memilih Lai Ban. Akan tetapi setelah yakin akan kepandaian puteraku, aku mempunyai pikiran bahwa lebih baik puteraku menjadi ketua dan Saudara Lai Ban menjadi wakilnya."

"Buktikan kepandaiannya! Kami ingin mengujinya!" Terdengar teriakn-teriakan.

Ouw-pangcu tertawa lebar.
"Memang tadinya untuk memperkenalkan, aku ingin agar Saudara Lai Ban sendiri yang menguji puteraku. Akan tetapi kalau di antara saudara ada yang penasaran dan ingin menguji dalam hal Ilmu Tiat-ciang-kang, silakan. Kian-ji (anak Kian ), kau layanilah mereka baik-baik."

Ouw Kian yang bertubuh tinggi besar dan bermuka brewok itu lalu meloncat ke tengah ruangan seperti panggung itu, mengangkat kedua tangan ke sekeliling dan berkata, suaranya ramah dan nyaring.

"Cu-wi sekalian hendaknya suka maafkan kalau kami orang-orang Tiat-ciang-pang terpaksa memperlihatkan kebodohan kami karena hal ini dilakukan demi memperlancar pemilihan ketua. Karena urusan ini adalah urusan dalam, maka cu-wi kami harap tidak mencampurinya dan menjadi saksi saja." Setelah memberi hormat kepada para tamu, Ouw Kian menghadapi golongan atau rombongan yang mencalonkan Lai Ban, lalu berkata, "Sudah sepatutnya kalau saudara mengenal baik tingkat kepandaian calon ketua perkumpulan kita. Aku menerima pencalonan bukan hanya untuk berbakti kepada ayah, juga untuk berbakti kepada perkumpulan. Kalau ada saudara yang meragukan tingkat Tiat-ciang-kang saya, silakan mencoba."

Dari golongan tadi, dipimpin oleh Lu Tong meloncat keluar lima orang dan Lu Tong berkata mewakili mereka berlima,

"Seorang ketua kita harus dapat menandingi lima orang pimpinan cabang, seperti juga dapat dilakukan oleh Ji-pangcu."

Ouw Kian tersenyum lebar.
"Kalau memang demikian yang kalian kehendaki, silakan. Kalau memang kepandaianku masih jauh daripada mencukupi, tentu saja aku tidak pantas memimpin Tiat-ciang-pang."






Setelah berkata demikian Ouw Kian lalu memasang kuda-kuda persiapan menghadapi penggeroyokan. Dengan kedua lutut di tekuk rendah, tubuh atas tegak dan kedua tangan dengan jari-jari terbuka di depan pusar. Lima orang ketua cabang yang tentu saja adalah ahli-ahli Tiat-ciang-kang dan sudah berlatih di bawah pimpinan Lai Ban sendiri, tentu saja mengenal kuda-kuda Tiat-ciang-kun-hoat ini dan mereka pun cepat mengurung dan memasang kuda-kuda.

"Kalian semua ingat! Hanya boleh menggunakan Tiat-ciang-kun-hoat!" terdengar Ouw Beng Kok berseru kepada enam orang yang sudah siap itu.

Para tamu menonton dengan hati berdebar. Mereka semua sudah mengenal kelihaian ilmu silat dari pada tokoh Tiat-ciang-pang. Ilmu Tiat-ciang-kun-hoat (Ilmu Silat Tangan Besi) ini kabarnya terbagi tiga bagian. Pertama tentu saja hanya dimiliki Ouw Beng Kok sendiri yaitu dimainkan dengan sebelah tangan palsu dari besi. Tingkat ke dua adalah mereka yang mainkan ilmu silat ini dengan kedua tangan biasa yang sudah digembleng dengan latihan-latihan sehingga memiliki Tiat-ciang-kang (Tenaga Tangan Besi), sedangkan ke tiga adalah anak buah yang hanya mengerti ilmu silatnya, akan tetapi tangan mereka belum memiliki tenaga Tiat-ciang-kang sepenuhnya.

Bahkan di antara mereka ini, untuk menambah keampuhan ilmu silat mereka, ada yang menggunakan senjata sebuah tangan besi yang digengam di tangan kanan, menjadi penyambung tangan! Yang memiliki Tiat-ciang-kang secara mahir hanya ada beberapa orang saja dan diantaranya tentu saja Kim-to Lai Ban berada di tingkat teratas. Adapun kepandaian putera Ouw-pangcu ini memang belum ada yang mengetahuinya.

Di antaranya lima orang pengeroyok itu, yang memiliki Tiat-ciang-kang lumayan hanya Lu-Tong seorang. Empat orang kawannya hanya pandai ilmu silatnya, bahkan yang dua orang sudah mengeluarkan dua buah senjata tangan besi dan memakai di tangan kanan, sedangkan yang dua orang lagi hanya mengandalkan ilmu silat dan kekuatan yang besar, sungguhpun mereka belum memiliki Tiat-ciang-kang yang diciptakan dari tenaga sinkang.

Para tamu banyak yang bergerak mendekat panggung, termasuk Keng Hong yang menjadi tertarik hatinya. Sudah lama mereka mendengar akan nama besar Tiat-ciang-pang dan sekali ini mereka akan menonton pertandingan yang khusus dilakukan dengan Ilmu Silat Tangan Besi yang hebat dan terkenal itu.

Tiba-tiba Lu Tong mengeluarkan seruan keras dan dia sudah mulai menyerang dengan pukulan tangan miring menuju lambung Ouw Kian. Serangannya ini disusul oleh empat orang kawannya yang juga sudah menerjang dengan pukulan tangan terbuka, atau cengkeraman, atau pukulan dengan tangan besi yang menjadi senjata mereka. Gerakan mereka itu cepat, kuat dan mantap sekali. Lebih-lebih Lu Tong, sehingga ketika mereka bergerak menyerang, tangan mereka mengeluarkan suara berkerotok dan angin pukulan menyambar dahsyat.

Namun Ouw Kian bergerak dengan tenang dan tepat. Ternyata dia telah menguasai Ilmu Silat Tiat-ciang-kun-hoat dengan amat baiknya. Hal ini terbukti betapa dengan tenang dia menghadapi semua serangan itu dan jelas bahwa dia telah lebih dulu tahu kemana lima orang lawannya itu akan menyerang. Dengan lincah namun tenang tanpa membuang banyak gerakan sia-sia, Ouw Kian mengelak dan menangkis. Ia tidak mau mengerahkan banyak tenaga karena memang dia hendak memperlihatkan mereka bahwa dia telah mahir mainkan ilmu silat perkumpulan ayahnya. Kalau dia menggunakan Tiat-ciang-kun, apalagi kalau dengan pengerahan tenaga sepenuhnya tentu dalam segebrak saja dia mampu lima orang pengeroyoknya jungkir-balik

Mula-mula pertandingan itu berjalan dengan gerakan-gerakan mantap dan lambat, namun makin lama makin cepat gerakan lima orang pengeroyok itu. Mereka mulai menjadi penasaran karena sampai tiga puluh jurus lebih Ouw Kian hanya mengelak dan menangkis tanpa balas menyerang.

Tangkisan putera ketua itu hanya membuat tangan mereka terpental dan mereka tidak merasakan tenaga sakti yang hebat pada kedua tangan Ouw Kian, maka mereka berlima menjadi makin bersemangat karena menganggap bahwa dalam hal ilmu silat, Ouw Kian kalah cepat oleh Lai Ban, juga dalam hal tenaga sakti, pemuda ini kalah jauh!

Setelah menghadapi serangan-serangan para pengeroyoknya selama lima puluh jurus, Ouw Kian menganggap sudah cukup. Ia mengerahkan tenaga dan membentak keras,

"Harap saudara berlima mundur!!"

Ucapan ini dibarengi dengan tangkisan kedua tangannya secara bertubi dan tepat sekali mengenai tangan kelima orang penggeroyoknya. Terdengar pekik kaget dan lima orang itu sudah terlempar ke belakang semua, menyeringai dan melongo ketika melihat betapa dua buah senjata tangan besi menjadi hancur, sedangkan tangan mereka merah sekali akan tetapi tidak terluka, hanya panas dan perih! Itulah akibat tersentuh ilmu sakti Tiat-ciang-kang! Terdengar tepuk tangan oleh mereka yang menyetujui pengangkatan putera ketua ini, bahkan para tamu yang menyaksikan kelihaian Ouw Kian ikut pula memuji dan bertepuk tangan.

Keng Hong diam-diam juga kagum, terutama sekali cara Ouw Kian mengalahkan lima orang ketua cabang itu amat menyenangkan hatinya dan dari cara ini saja dapat diharapkan putera Ouw-pangcu itu akan menjadi seorang ketua yang baik. Dia tidak membikin malu ketua-ketua cabang itu, bahkan bersikap mengalah sekali.

Lu Tong bangkit berdiri, mukanya merah ketika dia meandang ke arah Lai Ban. Ia lalu menjura kepada Ouw Kian dan berkata,

"Harus kami akui bahwa Ilmu Tiat-ciang-kun-hoat dari Saudara Ouw Kian cukup baik, akan tetapi kami kira tidak sebaik kepandaian Lai-pangcu, dan kami tetap memilih Lai-pangcu karena betapapun juga, tentu Lai-pangcu lebih berpengalaman dalam memimpin Tiat-ciang-pang!"

Ouw Beng Kok segara berdiri dan berkata,
"Saudara-saudara sekalian, hendaknya maklum bahwa keputusanku utnuk mengangkat Ouw Kian sebagai penggantiku menjabat ketua baru dari perkumpulan kita telah kupikirkan dan kuperhitungkan masak-masak. Tiat-ciang-pang didirikan tadinya dengan maksud untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta berdasarkan mengembangkan Ilmu Silat Tiat-ciang-kun-hoat diantara para murid dan anggautanya. Oleh karena itu, sudahlah sepatutnya kalau yang menjadi ketuanya adalah orang yang paling mahir dalam ilmu itu. Pada saat ini, aku melihat bahwa yang paling mahir dalam ilmu kita itu adalah Ouw Kian, maka aku memilih dia. Kemudian barulah Lai-ji-pangcu sebagai wakilnya. Mungkian dalam kepandaian umumnya, puteraku masih kalah, akan tetapi aku menghendaki agar Tiat-ciang-kun-hoat dikembangkan tanpa pencampuran ilmu silat lain sehingga ilmu silat kita akan tetap dipertahankan keasliannya. Hendaknya saudara sekalian dapat memaklumi akan hal ini,"

Ucapan itu berwibawa dan mempunyai dasar yang kuat sehingga mereka yang menentang pengangkatan Ouw Kian tidak dapat membantah lagi. Lu Tong mengerutkan keningnya, kemudian berkata,

"Ucapan Pangcu tak dapat dibantah kebenarannya. Akan tetapi kami ingin menyaksikan lebih dulu apakah benar ilmu silat yang dimiliki Lai-pangcu kalah tinggi tingkatnya dengan putera Pangcu."

"Benar, harap diuji dulu!" Terdengar teriakan-terikan dari mereka yang mendukung pencalonan Lai Ban.

Kim-to Lai Ban kini bangkit dari tempat duduknya dan berkata,
"Terima kasih atas kepercayaan saudara sekalian. Biarlah aku akan menguji kepandaian Ouw-hiante dan memang aku pun ingin sekali menyaksikan sampai dimana kepandaian orang muda yang dicalonkan menjadi pemimpin kita ini. Aku hanya menyatakan tidak setuju akan pendapat pangcu bahwa Ilmu silat Tiat-ciang-kun-hoat tidak boleh dicampur dengan ilmu silat lain. Ilmu silat amat banyaknya di dunia ini dan kalau tidak memasukkan bagian-bagian yang baik dari ilmu silat lain, bagaimana Tiat-ciang-kun-hoat akan memperoleh kemajuan? Nah, Ouw-hiante, mari kita main-main sebentar!" Ia lalu meloncat dan menghadapi Ouw Kian yang masih berdiri di tengah ruangan.

Semua orang yang hadir di situ menjadi tegang hatinya. Kini mereka maklum bahwa mereka akan menghadapi sebuah pertandingan yang hebat dan jauh lebih seru daripda tadi. Dua jago Tiat-ciang-pang tua dan muda itu sudah saling berhadapan dan mereka memasang kuda-kuda yang sama.

"Ouw Kian, majulah!" Lai Ban membentak nyaring.

Namun Ouw Kian bersikap tenang dan berkata hormat,
"Lai-susiok, engkau yang hendak mengujiku, silakan mulai."

Ouw Kian menyebut susiok (paman guru) kepada Lai Ban karena memang wakil ketua itu dianggap adik seperguruan sendiri oleh Ouw Beng Kok sungguhpun ilmu Tiat-ciang-kang dia pelajari dari ketua Tiat-ciang-pang itu. Dahulu dia hanya sahabat orang she Ouw itu, dan memang Lai Ban telah memiliki ilmu kepandaian tingi, tetutama ilmu golok sehingga dia dijuluki Kim-to. Setelah dia mempelajari Tiat-ciang-kang, maka dia dianggap saudara dan ditarik sebagai wakil ketua ketika Ouw Beng Kok mendirikan perkumpulan itu.

"Jagalah seranganku!”

Lai Ban membentak dan dia sudah menerjang dengan gerakan kuat dan dahsyat. Ouw Kian maklum akan kelihaian wakil ketua ini, maka cepat dia menggeser kaki mengelak dan balas menyerang.

Terjadilah serang-menyerang dalam ilmu silat yang sama, makin lama makin seru dan cepat. Pandang mata mereka yang menonton sampai menjadi pening karena gerakan kedua orang itu sama-sama cepat sehingga tubuh mereka berkelebatan dan kadang-kadang sukar dibedakan mana yang tua mana yang muda.

Akan tetapi dalam pandang mata Ouw BengKok dan juga para tokoh yang tinggi ilmunya termasuk Keng Hong, jelas tampak bahwa biarpun Lai Ban lebih matang gerakan-gerakannya karena menang pengalaman, namun dia kalah mahir dan juga agaknya kalah latihan.

Gerakan Lai Ban matang dalam pengalaman pertempuran, sebaliknya Ouw Kian adalah aseli dan orang muda ini lebih tekun berlatih Tiat-ciang-kun-hoat, apalagi di bawah bimbingan ayahnya sendiri, pencipta ilmu silat ini. Dia belum dapat mengalahkan Lai Ban akan tetapi sedikit demi sedikit setiap jurus serangannya makin mendesak Lai Ban sehingga wakil ketua ini mulai kelihatan sibuk dan mundur.

Pedang Kayu Harum







Tidak ada komentar: